Jumat, 22 Februari 2008

Don't Be Wrong in Choosing Ketakung

Sadness was upon Sofjan Moeis' face, hobbyist of nepenthes in Pondokindah, South Jakarta. His collection, 3 pots of kantong semar-term for nepenthes in Java, dried up and died. Due to curiosity, the father of 4 children looked for information everywhere. He even surfed through the internet. After he had investigated, the alumnus of a hotel academy in Munich, Germany, realized that he had wrongly chosen the variety of nepenthes. Sofjan bought N. ventricosa which is a highland species. Obviously, ketakung-term for nepenthes in Kalimantan-refuses to live in Jakarta.

The same case is experienced by other hobbyists. Meilfin Roza's first kantong beruk which he got from Gunung Singgalang in West Sumatera only lived for 2 months. Fortunately, Meilfin is not wary to treat kantong semar. After several times trying, he finally arrived at a conclusion, 'If we live on the lowland, we should be better not try to keep highland nepenthes. The plant might live, but it will refuse to bear pitchers, and so the other way around,' said the man who collects Rp12-million N. bicalcarata of 2 m in height.

In general, kantong semar-term for nepenthes in Java-is categorized into 3; highland, midland, and lowland. The former grows at the height of 700 m above sea level. For examples are N. adrianii, N. adnata, and N. lowii. The midland variety which grows on the elevation between 300-700 m above sea level are N. papuana and N. pervillei. While N. thorelii and N. ampularia are the lowland variety which grow at 0-300 m above sea level.

Temperature

The habitat of ketakung which grows in the mountain is obviously different from the one which lives at the sea side. The temperature and humidity differences are like heaven and earth. The lowland and midland Nepenthes require temperature around 27-35°C in the afternoon and 21-27°C at night. On the other hand, the highland variety needs 21-29ºC in the afternoon and 12-18ºC at night. The plants which prefer heat and low humidity will not survive to be cultivated in the mountain. 'Even if it is alive, normally the pitchers will not come out or they will shrink,' said Ir Uhan Suhanta, a hobbyist of nepenthes in South Bandung. Just the other way, keeping highland ketakung in the lowland will be very difficult, unless by special treatments.

For example is N. gymnamphora from Gunung Slamet, Purwokerto, up on 3.432 m above sea level. It is included in the fussiest kantong semar variety. 'Its adaptability (on lowland, red) is not good enough,' said Adrian Yusuf Wartono, the chairman of Divisi Nepenthes Indonesia (the Indonesia Nepenthes Division) in Malang, East Java. Even if it is alive, the pitchers will not reach their maximum size. Therefore, for beginner hobbyist it is not suggested to treat N. gymnamphora unless they live over 500 m above the sea level. Other requirement is the air humidity should be more than 80%. Less than that, the pitchers will not be formed, the leaves will roll and dried up.

If you insist in keeping a mountain ketakung on lowland, you are suggested to change the environment. Malesiana Tropical, in Kuching, Serawak, treats N. alata which grows on 400-2.400 m above sea level in elevation in a coolhouse room. The temperature in that 1 HP air-conditioned room is 26°C in the afternoon.

Obviously it is easier to keep lowland nepenthes. N. campanulata, N. danseri, N. masoalensis, and N. rowanae are the example. Other option is by choosing nepenthes which has a high adaptability, such as N. hirsute and N. veitchi.

In Malesiana Tropical, N. sumaterana which comes from an elevation of 0-1.000 m above sea level is put in a common plastichouse. The plastichouse only needs to be furnished with shading net of 55% shade and plastic roof to prevent rain from falling into.

Variety

Out of 103 species of nepenthes listed, 61 varieties grow on highland. While the rest live on lowland and midland up to highland. The majority of kantong semar in Sumatera, Sabah, and Sarawak grow on mountain ranges. While in Kalimantan there are a lot more adaptive nepentheses that grow on midland to highland.

The above categorization for periuk monyet is based on the spreading in the world. However, it is not valid for nepenthes which have been cultivated. For example is N. anamensis. It used to be categorized as highland species by Borneo Exotics-a nursery in Srilanka. Now N. anamensis is crowned as lowland variety. The conversion of categorization is done due to a reason that ketakung can grow well on the lowland after being cultivated.

Now then, it is time for you to choose the right nepenthes, so that you will not experience what happened to Sofjan. (Rosy Nur Apriyanti/ Reporter: Lastioro Anmi Tambunan for Trubus-Online.com)

PERBEDAAN WARNA JEMANI GOLDEN

Spesies jemani golden di nusantara kita masih tergolong langka/sulit untuk dijumpai di pasaran. seperti layaknya jemani kobra, jemani jaipong, jemani mangkok dan spesies jemani langka lainnya. hal ini diakibatkan dari pengembangbiakan dari jenis tanaman anthurium khususnya kerabat jemani mengalami kendala bagaimana agar keturunan mereka sama persis dengan indukannya? padahal kita tahu pengembangbiakan melalui generatif dalam hal ini dengan penyerbukan bunga anthurium yang nantinya akan menghasilkan biji sebagai sarana penerus generasi, akan menghasilkan keturunan yang berbeda. apalagi indukan tadi merupakan hasil perkawinan silang dari jenis yang lain. menurut teori bahwa keturunan melalui biji akan menghasilkan bibitan yang sama dengan indukan hanya 3/4 dari keseluruhan. apalagi jika hasil perkawinan silang, pada penyilangan pertama akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:3:3:1 hal ini menunjukkan bahwa 1 bagian dari 8 bagian merupakan keturunan yang memiliki karakter sama persis dengan indukan dan 1 bagian yang lain dari karakter indukan yang lain.6 bagian sisanya akan memiliki karakter diantara keduanya (perpaduan 2 karakter yang dibawa dari kedua indukan)

saat ini saya akan menunjukkan perbedaan warna dari jemani golden dengan jemani lain yang berwarna biasa.



warna cincin dari stang tangkai jemani golden cenderung berwarna kuning





warna cincin dari stang tangkai jemani giant cenderung berwarna putih.

source http://anthurium-house.blogspot.com/
spesies jemani golden di nusantara kita masih tergolong langka/sulit untuk dijumpai di pasaran. seperti layaknya jemani kobra, jemani jaipong, jemani mangkok dan spesies jemani langka lainnya. hal ini diakibatkan dari pengembangbiakan dari jenis tanaman anthurium khususnya kerabat jemani mengalami kendala bagaimana agar keturunan mereka sama persis dengan indukannya?

Baca selengkapnya di http://anthurium-house.blogspot.com/2007/11/perbedaan-warna-jemani-golden.html#links

Selasa, 19 Februari 2008

Apa Itu Pertanian Organik?

Seringkali kita mendengar keluhan petani Indonesia bahwa hasil panen turun, dan biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan penghasilannya. Ada apa sebenarnya? Bukankah Indonesia merupakan Negara agraris?

Ketergantungan pada penggunaan pupuk dan obat-obat kimia yang semakin mahal yang menyebabkan biaya produksi semakin meningkat.

Pada awalnya memang sangat menggembirakan, penggunaan obat-obat kimia menjadikan hasil produksi meningkat secara drastis. Akan tetapi lama-kelamaan zat kimia inilah yang merusak struktur tanah dan tidak ada lagi mikroorganisme yang hidup di dalamnya yang sebenarnya sangat membantu mempertahankan keseimbangan struktur tanah secara alami.

Lalu, Solusinya? Back To Organic adalah jawabannya. Pertanian Organik adalah suatu sistem pertanian yang menyelaraskan antara alam dan pengolahan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan tidak menggunakan pestisida dan obat-obat kimia lainnya.

Pertanian Organik tidak memerlukan pupuk sintesis karena petani menggunakan pupuk kompos hasil olahan kotoran hewan dan sampah dedaunan.

Dengan kata lain pertanian organik merupakan system manajemen produksi terpadu yang menghidari penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan bahan-bahan sintesis lainnya

Prospek Pertanian Organik di Indonesia

Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan �Back to Nature� telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Peluang Pertanian Organik di Indonesia

Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000). Pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum tercemar oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik. Kualitas dan luasan menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar adalah lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang subur. Lahan yang subur umumnya telah diusahakan secara intensif dengan menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.

Volume produk pertanian organik mencapai 5-7% dari total produk pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian besar disuplay oleh negara-negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara timur jauh seperti Jepang, Taiwan dan Korea.

Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat kecil, hanya terbatas pada masyarakat menengah ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain: 1) belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik, 2) perlu investasi mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan agrokimia, 3) belum ada kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut.

Areal tanam pertanian organik, Australia dan Oceania mempunyai lahan terluas yaitu sekitar 7,7 juta ha. Eropa, Amerika Latin dan Amerika Utara masing-masing sekitar 4,2 juta; 3,7 juta dan 1,3 juta hektar. Areal tanam komoditas pertanian organik di Asia dan Afrika masih relatif rendah yaitu sekitar 0,09 juta dan 0,06 juta hektar (Tabel 1). Sayuran, kopi dan teh mendominasi pasar produk pertanian organik internasional di samping produk peternakan.

Tabel 1. Areal tanam pertanian organik masing-masing wilayah di dunia, 2002

No. Wilayah Areal Tanam (juta ha)

1. Australia dan Oceania 7,70
2. Eropa 4,20
3. Amerika Latin 3,70
4. Amerika Utar 1,30
5. Asia 0,09
6. Afrika 0,06

Sumber: IFOAM, 2002; PC-TAS, 2002.

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan komparatif antara lain : 1) masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, 2) teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain.

Pengembangan selanjutnya pertanian organik di Indonesia harus ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar global. Oleh sebab itu komoditas-komoditas eksotik seperti sayuran dan perkebunan seperti kopi dan teh yang memiliki potensi ekspor cukup cerah perlu segera dikembangkan. Produk kopi misalnya, Indonesia merupakan pengekspor terbesar kedua setelah Brasil, tetapi di pasar internasional kopi Indonesia tidak memiliki merek dagang.

Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur kelembagaan baru, karena sistem ini hampir sama halnya dengan pertanian intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani seperti kelompok tani, koperasi, asosiasi atau korporasi masih sangat relevan. Namun yang paling penting lembaga tani tersebut harus dapat memperkuat posisi tawar petani.

Pertanian Organik Modern

Beberapa tahun terakhir, pertanian organik modern masuk dalam sistem pertanian Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organik modern berkembang memproduksi bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan sistem produksi yang ramah lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian organik modern belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan. Penekanan sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis. Dengan makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup, mikrobiologi, kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain, pertanian organik terus berkembang.

Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu dan ini diberlakukan oleh negara-negara pengimpor dengan sangat ketat. Sering satu produk pertanian organik harus dikembalikan ke negara pengekspor termasuk ke Indonesia karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan kimia lainnya.

Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik yang tidak disertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk pertanian organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu:

a) Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri. Kegiatan pertanian ini masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintetis dalam jumlah yang minimal atau Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi penggunaan pestisida sintetis. Pengendalian OPT dengan menggunakan biopestisida, varietas toleran, maupun agensia hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional sudah dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi dan pihak-pihak lain yang terkait.

b) Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri, seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan tertentu sebagai produk pertanian organik.

Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta peternakan, (Tabel 2). Menghadapi era perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang diharapkan pertanian organik Indonesia sudah dapat mengekspor produknya ke pasar internasional.

Tabel 2. Komoditas yang layak dikembangkan dengan sistem pertanian organik

No. Kategori Komoditi

1. Tanaman Pangan Padi
2. Hortikultura Sayuran: brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih, kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo. Buah: nangka, durian, salak, mangga, jeruk dan manggis.
3. Perkebunan Kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada, vanili dan kopi.
4. Rempah dan obat Jahe, kunyit, temulawak, dan temu-temuan lainnya.
5. Peternakan Susu, telur dan daging

Khasiat Unsur Hara Bagi Tanaman

Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman.

Berikut ini uraian singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman, yakni:


1. Karbon (C)

Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.

2. Oksigen

Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan untuk bernafas.

3. Hidrogen

Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas.

4. Nitrogen (N)

Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+

Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:
a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.

b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.

c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.

d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.

e. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.

Adapun sumber Nitrogen adalah :
a. Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi.

b. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.

c. Mikrobia atau bakteri-bakteri.

d. Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)

5. Fosfor

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4–

Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.

b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.

c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.

d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

6. Kalium (K)

Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+

Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :
a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.

b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

d. Meningkatkan mutu dari biji/buah.

Sumber-sumber Kalium adalah :
a. Beberapa jenis mineral.

b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.

c. Air irigasi serta larutan dalam tanah.

d. Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain)

e. Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O

7. Kalsium (Ca)

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++

Fungsi kalsium bagi tanaman adalah:
a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar

b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman

c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji

d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme

e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah

8. Magnesium (Mg)

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++

Fungsi magnesium bagi tanaman ialah:
a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil

b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida

c. Berperan dalam pembentukan buah

Sumber-sumber Magnesium adalah:
a. Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3

b. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O

c. Kleserit MgSO4.H2O

d. Magnesia MgO

e. Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:

Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2

Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O

f. Terpentin Mg3SiO2 (OH)4

g. Magnesit MgCO3

h. Karnalit MGCl2KCl. 6H2O

i. Basic slag

j. Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium)

9. Belerang (Sulfur = S)

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-

Fungsi belerang bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar

b. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine

c. Membantu pertumbuhan anakan produktif

d. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain

e. Membantu pembentukan butir hijau daun

Sumber-sumber belerang adalah:
a. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis

b. Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat

10. Besi (Fe)

Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++

Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah:
a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)

b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein

c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase

Sumber-sumber besi adalah:
a. Batuan mineral Khlorite dan Biotit

b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis

11. Mangan (Mn)

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++

Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C

b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua

c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim

d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi

Sumber-sumber Mangan adalah:
a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2

b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3

c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3

d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis

12. Tembaga (Cu)

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++

Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam

b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)

13. Seng (Zincum = Zn)

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++

Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah:
a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan

b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis

c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah

Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk:
1. Sulfida Zn S

2. Calamine Zn CO3

14. Molibdenum (Mo)

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-

Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa

b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N

c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran

Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2

15. Boron (Bo)

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-

Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah:
a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman

b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan

c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar

d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)

e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit

Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a. Datolix Ca (OH)2 BoSiO4

b. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O

16. Khlor (Cl)

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl -

Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah:
a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran

b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman

c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal

Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang berhubungan erat dengan tanaman yang akan diuraikan secara ringkas, yaitu:
1. Natrium (Na)
Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K).
Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan.
2. Silikum (Si)
Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang menyerap Si.
Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih besar jumlahnya.
3. Nikel (Ni)
Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
4. Titan (Ti)
Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula dan legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi lebih meningkat
5. Selenium
Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut.
6. Vanadium
Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara.
7. Argon
Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah persawahan.
8. Yodium
Unsur yodium walaupun keadaannya sedikit ternyata diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.
Sumber : http://pusri.wordpress.com/2007/10/01/khasiat-unsur-hara-bagi-tanaman/

Peningkatan Pertanian Butuh Sinergi Antar Instansi

Daerah Indonesia yang merupakan daerah agraris, menyimpan banyak kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan manusia. Dengan syarat, harus diolah terlebih dahulu. Salah satunya adalah dalam bidang pertanian, di mana struktur tanah yang ada sangat sesuai untuk bercocok tanam.

Keberhasilan para petani di Dusun Serimbang, Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, yang melakukan panen raya pada Senin (11/02) lalu. Seharusnya dapat menjadi angin segar bagi para petani di daerah lainnya. Dimana dengan kesungguhan mengolah lahan pertanian, akan memberikan hasil yang menguntungkan pula bagi para petani itu sendiri.
Kesuksesan para petani di Desa Senakin itu sendiri, juga dikarenakan adanya dukungan lintas instansi yang ada di Pemerintahan Daerah Landak. Hal itu diutarakan oleh Gubernur Kalimantan Barat, Drs, Cornelis, MH. Ia mengatakan bahwa bila dalam bidang pertanian, peran Dinas Pertanian begitu besar. Akan tetapi untuk irigasi dan kelancaran pupuk yang ada di daerah Senakin sendiri, butuh kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan para pemilik modal.
Bila sinergi antar instansi ini dapat terus berjalan dengan baik, ujar Cornelis, kondisi pertanian di Indonesia dua puluh lima tahun mendatang akan lebih baik lagi dari saat ini. “Pertanian kita harus mencontoh pertanian di negara maju seperti Amerika,” ujarnya. Di mana dapat mandiri bahkan bisa memimpin negara.
Contoh nyata untuk itu, ujar Cornelis, adalah Jimmy Carter. Yang menjadi Presiden Amerika dengan latar belakang sebagai petani kacang. “Karenanya, ke depannya hasil pertanian di Desa Senakin harus lebih baik lagi,” ujarnya.
Cornelis pun berjanji untuk membantu para petani di Desa Senakin bila dapat berusaha lebih baik lagi. “Akan saya kirim ke Cisarua, Bogor, untuk melihat pola pertanian milik Mindu Sianipar. Anggota dari PDI-P,” ujarnya. Yang menerapkan pertanian menggunakan bibit padi yang unggul.
Menurut Cornelis, itu semua dapat diwujudkan oleh para petani dengan terlebih dahulu menuntaskan permasalahan yang timbul dalam pertanian mereka. Tentunya dengan bantuan Dinas dan instansi yang ada.
Dengan tegas, Cornelis berkata bahwa omong kosong bicara mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) bila untuk makan saja tidak bisa terpenuhi. Untuk itu, petani pun jangan hanya mengandalkan tanaman padi saja. Tetapi juga harus mengembangkan tanaman pertanian lainnya pula. Cornelis pun berjanji bila pemerintahan di tingkat Provinsi akan memback-up para petani dengan memberikan dukungan berupa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh para petani.
Sementara itu Bupati Landak, Drs, Adrianus Asia Sidot, M.Si, mengatakan bahwa masa depan petani saat ini cukup baik. Akan tetapi, lanjutnya, semua tergantung kepada para petani itu sendiri. “Kami (Pemerintah Daerah) hanya bisa memfasilitasi,” ujar Adrianus. Dengan memberikan bantuan berupa bibit, pupuk, dan perbaikan fasilitas lain seperti irigasi dan jalan untuk mengangkut hasil panen para petani.■Arthurio/Borneo Tribune